Rabu, 26 Juni 2013

Pemisahan Pigmen-Pigmen Rumput Dengan Kalsium Karbonat

Diposting oleh indah purnama di 23.27


BAB I

PENDAHULUAN



1.1  Latar Belakang

Kromatografi merupakan metode pemisahan dua komponen atau lebih dalam suatu campuran homogen berdasarkan distribusi senyawa-senyawa tersebut dalam dua fasa, fasa diam dan fasa gerak. Fasa diam atau stationary phase adalah bagian yang letaknya tetap atau diam disepanjang kolom pemisahan, dapat berupa zat padat atau zat cair. Fasa gerak atau mobile phase adalah bagian yang bergerak sepanjang kolom pemisahan dari ujung sampai akhir kolom dengan proses kromatografi, dapat berupa zat cair atau gas. Proses pemisahan masing-masing komponen terjadi karena perbedaan keterikatan komponen tersebut pada fasa diam dan fasa gerak. Perbedaan keterikatan dapat diketahui dari koefisien distribusi, kelarutan, muatan ion, daya adsorbsi, ukuran molekul dan sifat-sifat fisika yang lain.

Pemisahan senyawa biasanya menggunakan beberapa tekhnik kromatografi. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan cara pemisahan campuran senyawa menjadi senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya yang menggunakan. Kromatografi juga merupakan analisis cepat yang memerlukan bahan sangat sedikit, baik penyerap maupun cuplikannya.

KLT dapat digunakan untuk memisahkan senyawa–senyawa yang sifatnya hidrofobik seperti lipida–lipida dan hidrokarbon yang sukar dikerjakan    dengan kromatografi kertas. KLT juga dapat berguna untuk mencari eluen untuk kromatografi kolom, analisis fraksi yang diperoleh dari kromatografi kolom, identifikasi senyawa secara kromatografi, dan isolasi senyawa murni skala kecil.

Fotosintesis adalah suatu proses yang hanya terjadi pada tumbuhan yang berklorofil dan bakteri fotosintetik, dimana energi matahari (dalam bentuk foton) ditangkap dan diubah menjadi energi kimia (ATP dan NADPH). Energi kimia ini akan digunakan untuk fotosintesa karbohidrat dari air dan karbondioksida. Jadi, seluruh molekul organik lainnya dari tanaman disintesa dari energi dan adanya organisme hidup lainnya tergantung pada kemampuan tumbuhan atau bakteri fotosintetik untuk berfotosintesis (Arsyad, 2001).

1.2  Rumusan Masalah

Apa fungsi dari kromatografi dan bagaimana cara kerja dari alat tersebut serta bagaimana cara mengidentifikasi pigmen dari tanaman.

1.3  Tujuan Percobaan

Dari percobaan ini diharapkan mahasiswa mampu mengidentifikasi pigmen-pigmen yang ada dalam tanaman dengan kromatografi kalsium karbonat.

1.4  Manfaat Percobaan

Setelah melakukan praktikum, praktikan dapat mengetahui fungsi dari kromatografi, mengetahui metode kromatografi dan mengetahui cara kerja dari kromatografi serta mampu mengidentifikasi pigmen-pigmen yang ada dalam tanaman.




BAB II

TINJAUAN PUSTAKA



Fotosintesa merupakan proses perubahan senyawa anorganik menjadi senyawa organik dengan bantuan  cahaya matahari. Faktor utama yang mempengaruhi fotosintesis adalah kandungan klorofil yang dimiliki oleh tanaman. Klorofil terdapat sebagai butir-butir dalam kloroplast yang terdapat pada stroma dan tilakoid. Butir-butir yang terdapat di dalamnya disebut grana. Pada tanaman tingkat tinggi ada dua macam klorofil utama yang ikut dalam proses fotosintesis, klorofilnya yaitu, (1) klorofil a = C55 H72 O5 N4 Mg dan (2) klorofil b = C55 H70 O6 N4 Mg.

Ada beberapa pigmen yang berperan dalam membantu fotosintesis yaitu klorofil, picosianin, picoerytrin dan karoten. Dalam penyerapan cahaya, klorofil dapat mengabsorbsi blue violet dan merah dalam gelombang cahaya yang pendek dibandingkan dengan menyerap cahaya merah secara maksimal yang terjadi pada gelombang yang lebih panjang.

Dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman terjadi berbagai proses fisiologis seperti respirasi, asimilasi, ekskresi transportasi dan lain-lain. Kemampuan tmbuhan untuk menggunakan zat karbon dari udara untuk dirubah menjadi bahan organik sehingga diasimilasi dalam tubuh tanaman berlangsung jika cukup adanya, oleh karena itu asimilasi zat karbon disebut juga dengan fotosintesis. 

Klorofil pada tumbuhan ada dua macam, yaitu klorofil a dan klorofil b. perbedaan kecil antara struktur kedua klorofil pada sel keduanya terikat pada protein. Sedangkan perbedaan utama antar klorofil dan heme ialah karena adanya atom magnesium (sebagai pengganti besi) di tengah cincin profirin, serta samping hidrokarbon yang panjang, yaitu rantai fitol (Candra, 2005).

Kloroplas berasal dari proplastid kecil (plastid yang belum dewasa, kecil dan hampir tak berwarna, dengan sedikit atau tanpa membran dalam). Pada umumnya proplastid berasal hanya dari sel telur yang tak terbuahi, sperma tak berperan disini. Proplastid membelah pada saat embrio berkembang, dan berkembang menjadi kloroplas ketika daun dan batang terbentuk. Kloroplas muda juga aktif membelah, khususnya bila organ mengandung kloroplas terpajan pada cahaya. Jadi, tiap sel daun dewasa sering mengandung beberapa ratus kloroplas. Sebagian besar kloroplas mudah dilihat dengan mikroskop cahaya, tapi struktur rincinya hanya bias dilihat dengan mikroskop elektron.

Cahaya merupakan anergi dasar untuk proses fotosintesis karena energi matahari menggiatkan beberapa proses system enzim yang terlihat dalam rangkaian fotosintesis. Energi cahaya ditanggap oleh klorofil pada daun atau pada bagian tanaman lainnya yang mengandung klorofil cahaya dan klorofil menggalakkan proses pengadaan energi yang digunakan sintesa makro di dalam sel, misalnya karbohidrat dengan cara mereduksi CO2  yang berasal dari udara. Cahaya sangat mempengaruhi kecepatan fotosintesis, makin tinggi intensitas cahaya  maka fotosintesis makin cepat maka, untuk mendapatkan hasil fotosintesis yang maksimum diusahakan semua bagian daun kena cahaya matahari.

Fase yang terjadi pada proses fotosintesis ada dua yaitu 1) reaksi fotokimia ( reaksi cahaya ), reaksi ini terjadi pada grana, dimana disitu terjadi pada fotolisis dari air dengan membebaskan O2  dan disamping itu terbentuk asmilasitory power. Sifat-sifat reaksi fotokimia adalah perlu adanya energi cahaya matahari, tidak peka terhadap suhu dan kecepatan reaksi kimia relative lebih besar dari reaksi gelap. 2) reaksi gelap ( Blacman ), reaksi ini terjadi dimana reduksi CO2  dengan menggunakan hasil-hasil dari reaksi fotokimia, terjadi dari stroma dengan katalisator enzim-enzim dalam stroma. Grana tersusun dari lapisan – lapisan yang berganti-ganti antara lain protein dan lapisan lemak. Sifat – sifat dari reaksi gelap adalah tidak perlu adanya cahaya, peka terhadap suhu, kecepatan reaksinya relative lebih lambat dari reaksi fotokimia dan merupakan reaksi enzimatis.

Warna daun berasal dari klorofil, pigmen warna hijau yang terdapat di dalam kloroplas. Energi cahaya yang diserap klorofil inilah yang menggerakkan sitesis molekul makanan dalam kloroplas. Kloroplas ditemukan terutama dalam sel mesofil, yaitu jaringan yang terdapat di bagian dalam daun. Karbon dioksida masuk ke dalam daun, dan oksigen keluar, melalui pori mikroskopik yang di sebut stomata (Hendayana, 2006).

Antara klorofil a dan klorofil b mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda, dimana klorofil a di samping bias menyerap energi cahaya, klorofil ini juga bias merubah energi cahaya dan tidak bisa merubahnya menjadi energi kimia dan energi itu akan ditransfer dari klorofil b ke klorofil a. Klorofil b ini tidak larut dalam etanol tai dapat larut dalam ester, dan kedua jenis klorofil ini larut dalam senyawa aseton.

Fotosintesis hanya berlangsung pada sel yang memiliki pigmen fotosintetik. Di dalam daun terdapat jaringan pagar dan jaringan bunga karang, pada keduanya mengandung kloroplast yang mengandung klorofil atau pigmen hijau yang merupakan salah satu pigmen fotosintetik.

Dilihat dari strukturnya, kloroplas terdiri atas membran ganda yang melingkupi ruangan yang berisi cairan yang disebut stroma. Membran tersebut membentuk suatu sistem membran tilakoid yang berwujud sebagai suatu bangunan yang disebut kantung tilakoid. Kantung-kantung tilakoid tersebut dapat berlapis-lapis dan membentuk apa yang disebut grana Klorofil terdapat pada membran tilakoid dan pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid, sedang pembentukan glukosa sebagai produk akhir fotosintetis berlangsung di stroma (Khopkar, 2003).

Struktur klorofil berbeda-beda dari struktur karotenoid, masing-masing terdapat penataan selang-seling ikatan kovalen tunggal dan ganda. Pada klorofil, sistem ikatan yang berseling mengitari cincin porfirin, sedangkan pada karotoid terdapat sepasang rantai hidrokarbon yang menghubungkan struktur cincin terminal. Sifat inilah yang memungkinkan molekul-molekul menyerap cahaya tampak demikian kuatnya, yakni bertindak sebagai pigmen. Sifat ini pulalah yang memungkinkan molekul-molekul menyerap energi cahaya yang dapat digunakan untuk melakukan fotosintesis. Persamaan antara spektrum tindakan fotosintesis dan spektrum absorbsi klorofil menunjukkan bahwa dalam proses itu pigmen yang paling penting ialah klorofil. Akan tetapi kedua spektrum itu tidak sama. Energi diserap oleh karotenoid diteruskan klorofil a.

Fungsi fotosintesis adalah bersumber dari fungsi cahaya yaitu mengangkut elektron dari H2O untuk mereduksi NADP+ menjadi NADPH dan menyediakan energi untuk membentuk ATP dari ADP dan Pi. Fotofosforolasi di kloroplas menghasilkan ATP lebih banyak dalam daun selama ada cahaya daripada fosforilasi oksidasi di mitikondria daun tersebut.

Kromatografi adalah teknik untuk memisahkan campuran menjadi komponennya dengan bantuan perbedaan sifat fisik masing-masing komponen. Alat yang digunakan terdiri atas kolom yang di dalamnya diisikan fasa stasioner (padatan atau cairan).  Campuran ditambahkan ke kolom dari ujung satu dan campuran akan bergerak dengan bantuan pengemban yang cocok (fasa mobil). Pemisahan dicapai oleh perbedaan laju turun masing-masing komponen dalam kolom, yang ditentukan oleh kekuatan adsorpsi.

Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan, yang pertama kali dipakai untuk memisahkan zat-zat warna tanaman. Hal ini tersimpul dari istilah yang dipakai kroma adalah zar warna. Pemisahan dengan teknik ini dijalankan dengan mengadakan manipulasi atas dasar perbedaan sifat-sifat fisik dari zat-zat yang menyusun suatu campuran.

Kromatografi adalah pemisahan kompomen dari suatu campuran berdasarkan dua fasa, yaitu fasa gerak dan fasa diam . Fasa diam sebagai pemisah campuran, dan fasa gerak sebagai pembawa campuran. Kromatografi adalah suatu metode pemisahan fisik, dimana komponen-komponen yang dipisahkan didistribusikandi antara dua fase, salah satu fase tersebut adalah suatu lapisan stasioner dengan permukaan yang luas, yang lainnya sebagai fluida yang mengalir lembut di sepanjang landasan stasioner.

Prinsip kromatografi adsorbsi secara sederhana didemonstrasikan pada pemisahan pigmen-pigmen tamana pada kolom kalsium karbonat. Rumput diekstraksi dengan pelarut organik, kemudian sebatang kapur tulis diberdirikan pada beaker gelas yang berisi ekstrak pekat, sehingga akan terlihat pada pita-pita pigmen yang berwarna berbeda yaitu klorofil, xantrofil dan karoten (Srikini, 2008).

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN



3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

            Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 19 November 2012 pada pukul 13.30-17.00 WIB, yang bertempat di Laboratorium Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Jurusan Kimia, Universitas Sriwijaya, Inderalaya.

3.2  Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum adalah gelas piala, gunting, mortar dan penggerusnya. Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah aseton,        daun bayam, daun yang tidak berwarna hijau, etanol, kapur tulis utuh dan tidak berdebu, serta rumput segar.

3.3 Cara Kerja

Dipotong kecil-kecil rumput dengan gunting lalu diekstrak dengan cara digerus dengan aseton atau etanol didalam mortar sampai halus. Disaring atau disentrifugasi bahan ekstrak dan dituangkan 5 ml cairan ekstrak yang berwarna hijau gelap ke dalam gelas piala. Kemudian dicelupkan kapur tulis ditengah-tengah gelas piala. Dilakukan identifikasi pita-pita menurut warnanya.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1 Hasil

4.1.1. Bayam

Rf = 

4.1.2. Rumput

Rf = 

Rf = 

4.1.3. Rhoeo discolor

Rf = 

Rf = 


4.2 Pembahasan

Kromatografi merupakan metode pemisahan dua komponen atau lebih dalam suatu campuran homogen berdasarkan distribusi senyawa-senyawa tersebut dalam dua fasa, fasa diam dan fasa gerak. Fasa diam atau stationary phase adalah bagian yang letaknya tetap atau diam disepanjang kolom pemisahan, dapat berupa zat padat atau zat cair. Fasa gerak atau mobile phase adalah bagian yang bergerak sepanjang kolom pemisahan dari ujung sampai akhir kolom dengan proses kromatografi, dapat berupa zat cair atau gas. Pada percobaan ini, kita menggunakan kromatografi kalsium karbonat.

Kapur sebagai absorben (media penyerap) merupakan fase diam, sedangkan etanol sebagai pengekstrak merupakan fase gerak. Tidak semua pengekstrak merupakan fase gerak. Etanol mampu mengangkat pigmen warna dan membuat pigmen warna berikatan dengan kalsium karbonat. Kekurangan kromatografi kapur ialah pengerjaannya membutuhkan waktu yang lama dan tidak dapat dilakukan penelitian lebih lanjut karena tidak bisa menghitung kandungan klorofil, tetapi hanya dapat melihat waktu retensinya saja. Sedangkan kelebihannya adalah bahan yang digunakan mudah dicari dan bahan relatif murah.

Kaidah kelarutan lebih dikenal dengan prinsip like dissolve like. Setiap yang bersifat polar hanya dapat larut dalam pelarut polar, demikian juga yang setiap yang non polar hanya akan larut dalam pelarut nonpolar. Untuk yang semi polar tentunya menyesuaikan dengan ukuran kepolaran yang dimilikinya. Bahan yang ionik tentunya juga lebih larut dalam pelarut polar. Bahan yang bersifat polar terdiri dari bahan yang bersifat ionik atau kovalen. Untuk yang non polar umumnya adalah bersifat kovalen. Pada kasus klorofil, klorofil bersifat polar karena dilarutkan oleh senyawa polar juga yaitu etanol.

Warna pigmen tidak berpengaruh dengan warna ekstrak, karena warna pigmen setelah bertemu dengan kalsium karbonat selalu mengeluarkan warna pigmen yang dicari, yaitu klorofil, xantofil dan karoten. Pada rumput, dinding sel nya sulit untuk dipecah sehingga pigmen yang didapat sedikit akibat pengarug serat. Faktor yang mempengaruhi daya serap yaitu sifat komponen, sifat absorben dan temperatur. Sifat komponen yang dimaksud ialah etanol (fase gerak), sedangkan sifat absorben nya ialah kapur (fase diam), dan temperatur sebagai suhu ruang.

Analisis kimia pada dasarnya terbagi menjadi dua pekerjaan utama yang dikenal dengan analisis secara kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif adalah pekerjaan yang bertujuan untuk mengetahui senyawa-senyawa yang terkandung dalam sampel uji. Contohnya pengamatan perubahan warna larutan sampel pada tabung reaksi. Analisis kuantitatif adalah pekerjaan yang bertujuan untuk mengetahui kadar suatu senyawa dalam sampel. Contohnya perhitungan konsentrasi. Pada percobaan kali ini kita menggunakan analisa kuantitatif yaitu pengukuran nilai Rf dan analisa kualitatif yaitu pengamatan warna penyerapan pigmen pada kapur.

Fungsi bahan yang digunakan adalah etanol sebagai pengekstrak (fase gerak), kapur sebagai penyerap (fase diam), sampel yaitu rumput, bayam dan Rhoeo discolor. Alasan mengapa sampel ditutup dalam chamber yaitu untuk menghindari penguapan dan untuk menjenuhkan chamber agar proses penyerapan lebih mudah.

BAB V

KESIMPULAN



            Berdasarkan praktikum yang kami lakukan, dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :

1.    Etanol sebagai fase gerak dan kapur sebagai fase diam.

2.    Klorofil bersifat polar sehingga dapat larut dalam pelarut polar yaitu etanol.

3.    Warna pigmen tidak berpengaruh dengan warna ekstrak.

4.    Analisa yang digunakan adalah analisa kualitatif dan kuantitatif.

5.    Serat pada dinding sel mempengaruhi jumlah klorofil yang didapat.

Semoga bermanafaat :) do your best ^o^

0 komentar:

Posting Komentar

 

catatan mahasiswa .. Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos