Rabu, 26 Juni 2013

Analisa Asam Lemak Bebas (FFA)

Diposting oleh indah purnama di 23.40


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dalam banyak literatur ilmiah dipakai istilah lipid yang berarti lemak, minyak atau unsur yang menyerupai lemak yang didapat dalam pangan dan digunakan dalam tubuh. Lemak mengandung lebih banyak karbon dan lebih sedikit oksigen daripada karbohidrat. Oleh karena itu lebih banyak mempunyai nilai tenaga. Lemak merupakan suatu senyawa ester yang terbentuk dari gliserol asam lemak (asam karboksilat). secara umum lemak (fat) dan minyak (oil) merupakan golongan lipida yaitu senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar seperti suatu hidrokarbon atau dietileter.
Lemak dan minyak merupakan salah satu kelompok yang termasuk golongan lipid. Satu sifat yang khas mencirikan golongan lipid (termasuk minyak dan lemak) adalah daya larutnya dalam pelarut organik (misalnya eter, benzen, kloroform) atau sebaliknya ketidak-larutannya dalam pelarut air. Lemak dan minyak atau secara kimiawi adalah trigliserida merupakan bagian terbesar dari kelompok lipid. Secara umum, lemak diartikan sebagai trigliserida yang dalam kondisi suhu ruang berada dalam keadaan padat. Sedangkan minyak adalah trigliserida yang dalam suhu ruang berbentuk cair. Secara lebih pasti tidak ada batasan yang jelas untuk membedakan minyak dan lemak ini. Asam lemak dapat bereaksi dengan basa, membentuk garam (Harper, 1980).
1.2  Rumusan Masalah
Bagaimana menganalisa kadar asam lemak bebas pada suatu sampel ?
1.3  Tujuan Percobaan
Dari percobaan ini diharapkan mahasiswa mampu menganalisa kadar asam lemak bebas (FFA) dalam suatu sampel.
1.4  Manfaat Percobaan
Untuk memberikan informasi dan gambaran tentang persentase kandungan asam lemak bebas yang terdapat pada bahan makanan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Suatu asam lemak merupakan suatu rantai hodrokarbon dengan suatu gugusan karboksil terminal, telah diidentifikasi lebih dari 70 asam lemak yang tersedia di alam. Walaupun asam lemak berantai pendek, contohnya, asam lemak berantai empat atau enam adalah lazim ditemukan, namun triasilgliserol utama ditemukan pada tumbuh-tumbuhan memiliki asam lemak dengan jumlah atom karbon genap, dengan panjang 14 hingga 22 karbon. Asam lemak jenuh tidak mengandung ikatan ganda C=C dalam strukturnya, sementara asam lemak tidak jenuh memiliki satu atau lebih ikatan ganda, yang kadang-kadang berada dalam konfigurasi geometris cis. Asam lemak tidak jenuh paling melimpah memiliki satu atau dua ikatan ganda (masing-masing, asam lemak monoenoat dan dienoat). Namun, asam lemak olefinik dengan tiga (trienoat) dan empat (tetraenoat) ikatan ganda juga ditemukan secara alamiah.
Molekul asam lemak memiliki daerah hidrofobik dan daerah hidrofilik sekaligus. Dua sifat yang saling bertolak belakang dalam satu molekul inilah yang umumnya mendasari berbagai fungsi biologis lipid. Ekor hidrokarbon asam lemak cenderung saling berkumpul sedemikian rupa sehingga hanya sedikit saja berhubungan dengan air. Sebaliknya, gugus karboksilnya, karena bersifat polar, cenderung untuk berhubungan dengan lingkungan sekitar yang terutama terdiri atas air. Asam lemak bebas merupakan hasil degradasi dari trigliserida, sebagai akibat dari kerusakan minyak (Agoes, 2008).
Asam lemak adalah asam lemah. Apabila larut dalam air molekul asam lemak akan terionisasi sebagian dan melepaskan ion H+. Dalam hal ini pH larutan tergantung pada konstanta keasaman dan derajat ionisasi masing-masing asam lemak. Rumus pH untuk asam lemah pada umumnya telah dikemukakan oleh Henderson-Hasselbach. Asam lemak dapat bereaksi dengan basa, membentuk garam.
Garam natrium atau kalium yang dihasilkan oleh asam lemak dapat larut dalam air dan dikenal sebagai sabun. Sabun kalium disebut sabun lunak dan digunakan untuk sabun bayi. Asam lemak yang digunakan pada sabun pada umumnya adalah asam palmitat atau stearat. Minyak adalah ester asam lemak tidak jenuh dengan gliserol. Melalui proses hidrogenasi dengan bantuan katalis Pt atau Ni, asam lemak tidak jenuh diubah menjadi asam lemak jenuh, dan melalui proses penyabunan dengan basa NaOH atau KOH akan terbentuk sabun dan gliserol.
Asam lemak bebas ditentukan sebagai kandungan asam lemak yang terdapat paling banyak dalam minyak tertentu. Lipida terdiri dari asam-asam lemak dan alkohol. FFA sesuai dengan namanya adalah "free fatty acids" atau "asam lemak bebas" yaitu nilai yang menunjukkan jumlah asam lemak bebas yang ada di dalam lemak atau jumlah yang menunjukkan berapa banyak asam lemak bebas yang terdapat dalam lemak setelah lemak tersebut dihidrolisa. Tujuan analisa angka asam atau bilangan saponifikasi adalah sebagai indikasi untuk mengetahui seberapa besar Mr lemak yang dianalisa. FFA adalah bagian dari angka asam untuk mengetahui tingkat kerusakan minyak, semakin tinggi FFA, semakin tinggi tingkat kerusakan minyak. Sebagai faktor koreksi pada titrasi, sehingga dapat mengetahui volume titran yang benar-benar bereaksi dengan titran yang diinginkan. Asam lemak bebas merupakan hasil degradasi dari trigliserida, sebagai akibat dari kerusakan minyak (Armstrong, 1995).
Lipid merupakan senyawa yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari gugus nonpolar. Sebagai akibat sifat-sifatnya, mereka mudah larut dalam pelarut nonpolar dan relatif tidak larut dalam air. Ekstraksi yang dilakukan menggunakan metoda sokletasi, yakni sejenis ekstraksi dengan pelarut organik yang dilakukan secara berulang ulang dan menjaga jumlah pelarut relatif konstan dengan menggunakan alat soklet. Minyak nabati merupakan suatu senyawa trigliserida dengan rantai karbon jenuh maupun tidak jenuh. Minyak nabati umumnya larut dalam pelarut organik, seperti heksan dan benzen. Untuk mendapatkan minyak nabati dari bahagian tumbuhannya, dapat dilakukan dengan metoda sokletasi menggunakan pelarut yang sesuai.
Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan, sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontunyu akan membasahi sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali kedalam labu dengan membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang diuapkan dengan rotary evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran organik berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat padat, maka dapat diekstrak dengan menggunakan pelarut yang diinginkan.
Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan secara berurutan pelarut-pelarut organik dengan kepolaran yang semakin menigkat.  Dimulai dengan pelarut heksana, eter, petroleum eter, atau kloroform untuk memisahkan senyawa-senyawa trepenoid dan lipid-lipid, kemudian dilanjutkan dengan alkohol dan etil asetat untuk memisahkan senyawa-senyawa yang lebih polar.  Walaupun demikian, cara ini seringkali tidak menghasilkan pemisahan yang sempurna dari senyawa-senyawa yang diekstraksi.
Lemak dan minyak yang umum digunakan dalam pembuatan sabun adalah trigliserida dengan tiga buah asam lemak yang tidak beraturan diesterifikasi dengan gliserol. Masing-masing lemak mengandung sejumlah molekul asam lemak dengan rantai karbon panjang antara C12 (asam laurik) hingga C18 (asam stearat) pada lemak jenuh dan begitu juga dengan lemak tak jenuh. Campuran trigliserida diolah menjadi sabun melalui proses saponifikasi dengan larutan natrium hidroksida membebaskan gliserol.
Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak memenuhi fungsi dasar bagi manusia, yaitu menjadi cadangan energi dalam bentuk sel lemak. 1 gram lemak menghasilkan 39.06 kjoule atau 9,3 kcal, lemak mempunyai fungsi selular dan komponen struktural pada membran sel yang berkaitan dengan karbohidrat dan protein demi menjalankan aliran air, ion dan molekul lain, keluar dan masuk ke dalam sel, menopang fungsi senyawa organik sebagai penghantar sinyal, seperti pada prostaglandin dan steroid hormon dan kelenjar empedu, menjadi suspensi bagi vitamin A, D, E dan K yang berguna untuk proses biologis, berfungsi sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan melindungi tubuh dari suhu luar yang kurang bersahabat (Gilvery and Goldstein, 1996).
Satu molekul gliserol dapat bersenyawa dengan 1-3 molekul asam lemak memebentuk monogliserida dengan 1 asam lemak, digliserida dengan 2 asam lemak, trigliserida dengan 3 asam lemak. Salah satu jenis lipid adalah lemak yang terdiri dari asam-asam lemak. Dalam proses pembentukannya, trigliseridamerupakan hasil proses kondensasi satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam-asam lemak yang membentuk satu molekul trigliserida dan tiga molekul air.
Perbedaan antara lemak dan minyak antara lain, yaitu pada temperatur kamar lemak berwujud padat sedangkan minyak berwujud cair, gliserida pada hewan berupa lemak (lemak hewani) dan gliserida pada tumbuhan berupa minyak (minyak nabati). Komponen minyak terdiri dari gliserrida yang memiliki asam lemak tak jenuh lebih banyak sedangkan komponen lemak memiliki asam lemak jenuh yang lebih banyak.
Lipid atau lipida yang biasa dikenal dengan minyak atau lemak adalah salah satu golongan senyawa hidrokarbon alifatik non polar dan hidrofob. Kata lipid sering disamakan dengan lemak, tetapi sebenarnya lemak adalah bagian dari lipid yaitu merupakan golongan trigliserida. Lipid biasanya diklasifikasikan berdasarkan jenis dan jumlah atom C yang dikandungnya, tetapi dapat juga diklasifikasikan dengan kriteria lain atau terikatnya senyawa lain misalnya lipid yang mengikat gugus pospor disebut phospilipid. Salah satu jenis lipid adalah lemak yang terdiri dari asam-asam lemak. Asam lemak adalah salah satu bahan baku untuk semua lipid pada makhluk hidup.
Bilangan asam menunjukkan banyaknya asam lemak bebas dalam minyak dan dinyatakan dengan mg basa per 1 gram minyak. Bilangan asam juga merupakan parameter penting dalam penentuan kualitas minyak. Bilangan ini menunjukkan banyaknya asam lemak bebas yang ada dalam minyak akibat terjadi reaksi hidrolisis pada minyak terutama pada saat pengolahan. Asam lemak merupakan struktur kerangka dasar untuk kebanyakan bahan lipid          (Sudarmadji, 1989).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
            Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 29 Oktober 2012 pada pukul 13.30-17.00 WIB, yang bertempat di Laboratorium Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Jurusan Kimia, Universitas Sriwijaya, Inderalaya.
3.2  Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah erlenmeyer, gelas ukur dan buret. Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah sampel minyak atau lemak, alcohol netral, NaOH 0,1 N dan indikator phenolphthalein (PP).
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Standarisasi NaOH 0,1 N
Ditimbang ± 0,1 gr asam oksalat (BM 126) kemudian dimasukkan kedalam Erlenmeyer 250 ml. Kemudian ditambahkan 25 ml aquades, setelah larut ditambahkan 2-3 tetes indikator PP. Lalu dititrasi dengan larutan NaOH yang akan distandarisasi sampai terbentuk warna merah jambu.
       3.3.2 Analisa Lemak Bebas (FFA)
        Ditimbang sebanyak 28,2 (± 0,2) contoh dalam Erlenmeyer. Lalu ditambahkan 50 ml alkohol netral yang panas dan 2 ml indikator PP. Selanjutnya dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 yang telah distandarisasi sampai warna merah jambu tercapai dan tidak hilang selama 30 detik. Kemudian persen asam lemak bebas dinyatakan sebagai oleat pada kebanyakan minyak dan lemak. Untuk minyak kelapa dan minyak inti kelapa sawit dinyatakan sebagai larutan, sedangkan pada minyak kelapa sawit sebagai palmimat. Asam lemak bebas dinyatakan sebagai % FFA atau sebagai angka asam.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan
W asam oksalat = 0,1 gr
W sampel = 28 gr
V aquades = 25 ml
V alkohol = 50 ml
N NaOH = 0,04 N
% FFA = 0,23 %
4.2 Perhitungan
4.2.1 Standarisasi NaOH
Normalitas NaOH =



4.2.2 Analisa Asam Lemak Bebas (FFA)
% FFA =




4.3 Pembahasan
Titrasi merupakan suatu metode analisa yang digunakan untuk menentukan kadar konsentrasi suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Pada proses titrasi ini digunakan suatu indikator yaitu suatu zat yang ditambahkan sampai seluruh reaksi selesai yang dinyatakan dengan perubahan warna. Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indikator yang perubahan warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indikator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes.
Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat mungkin dengan titik ekuivalen. Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indikator disebut sebagai titik akhir titrasi. Secara stoikiometri, keadaan dimana titrant dan titer tepat habis bereaksi yang biasanya ditandai dengan berubahnya warna indikator disebut sebagai titik ekuivalen.
Titran yang digunakan dalam percobaan ini adalah NaOH dan asam oksalat sebagai titer. Fungsi aquades sebagai pelarut, dan phenolphthalein sebagai indikatornya dengan trayek pH 8,0 – 9,6. Phenolpthalein dalam asam tidak berwarna, sedangkan phenolphthalein dalam basa berwarna merah muda. Indikator digunakan jika senyawa asam lemah memiliki struktur asam dan basa yang berbeda
Asam amino adalah monomer dari protein. Kumpulan asam amino di sebut sebagai protein. Asam amino dibagi menjadi dua jenis yaitu  asam amino essensial dan asam amino non-essensial. Asam amino essensial adalah suatu kerangka molekul penting yang dibutuhkan oleh tubuh, tetapi tubuh tidak dapat memproduksinya sendiri, oleh karena itu harus memasoknya dari luar, seperti dari pasokan makanan. Contohnya Isoleusin, Leusin, Lisin, Metionin, Fenilalanin, Treosin, Valin, dan Triptofan. Asam amino non-essensial adalah asam amino yang bisa diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga memiliki prioritas konsumsi yang lebih rendah dibandingkan dengan asam amino esensial. Contohnya Alanin, Asparagin, Asam Aspartat, Asam Glutamat, Glutamin, dan Prolin.
Lemak yang menjadi makanan bagi manusia dan hewan lain adalah trigliserida, sterol, dan fosfolipid membran yang ada pada hewan dan tumbuhan. Proses metabolisme lipid menyintesis dan mengurangi cadangan lipid dan menghasilkan karakteristik lipid fungsional dan struktural pada jaringan individu.
Lipid terbentuk dari asam lemak dan gliserol, untuk memecah lipid diperlukan enzim lipase. Lipid dalam tubuh disimpan dalam bentuk trigliserida. Lipida dapat berupa padat atau cair tergantung pada komposisi asam lemak penyusunnya.  Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Minyak banyak mengandung asam lemak tak jenuh, berwujud cair pada suhu ruangan, namun dapat berubah menjadi padat jika disimpan pada lemari pendingin. Banyak ditemukan pada bahan nabati seperti minyak sayur (minyak zaitun, minyak bunga matahari, minyak wijen, minyak kedelai, kacang-kacangan) dan alpukat. Sedangkan lemak pada umumnya berbentuk  padat  pada suhu ruang karena banyak mengandung asam lemak jenuh dan berasal dari hewan.
BAB V
KESIMPULAN

            Berdasarkan praktikum yang kami lakukan, dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :
1.    Asam lemak dan gliserol merupakan monomer dari lipid, sedangkan asam amino adalah monomer dari protein.
2.    Semakin banyak ikatan rangkap, maka semakin cair lemak tersebut di dalam suhu kamar.
3.    Lipid dalam tubuh disimpan dalam bentuk trigliserida dan enzim lipase sebagai enzim pemecahnya.
4.    Minyak mengandung asam lemak tak jenuh sehingga berbentuk cair pada suhu kamar.
5.    Lemak mengandung asam lemak jenuh sehingga berbentuk padat pada suhu kamar.




2 komentar:

Dsds on 19 Mei 2017 pukul 00.55 mengatakan...

assalamu'alaikum mbak,
mohon bantuannya

penimbangan sample minyak 28 gram tersebut,beradasarkan darimana??

untuk rumus tetapan asam lemak bebas,itu seperti ap???

terimakasih

Unknown on 9 Juni 2020 pukul 02.21 mengatakan...

maaf daftar pustaka tidak ada ya

Posting Komentar

 

catatan mahasiswa .. Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos