Sabtu, 12 April 2014

Ayo Ikuti Program Beasiswa Data Print, berpeluang meraih beasiswa jutaan rupiah ...

Diposting oleh indah purnama di 22.13 0 komentar
Hai Guys ..
Masih mahasiswa atau pelajar ? Pengen bantu orangtua, tapi belum punya penghasilan sendiri ?

Disinilah, caranya kamu bisa meringankan beban orangtua kamu, dengan mengikuti seleksi Beasiswa Data Print. Ada beasiswa uang tunai sebesar 250 rb, 500 rb hingga 1 juta rupiah. *Lumayan, buat mahasiswa perantauan untuk bayar kuliah hehe :p

Caranya sangat sangat mudah.
Kalian bisa langsung mendaftarkan diri kalian, dengan mengunjungi situs resmi beasiswa data print --> (www.beasiswadataprint.com) ..

Isi formulir pendaftaran nya, dan buat sebuah essay, dengan tema :
---
Pelajar : Seandainya saya menjadi Menteri Pendidikan

Mahasiswa: Mempersiapkan generasi muda menghadapi era pasar bebas ASEAN.
---
lalu, submit hasil Essay yang kalian buat pada kolom yang tersedia.

Tahun 2014 ini, data print memilih 700 orang yang terpilih untuk mendapatkan beasiswa jutaan rupiah.
Jadi, ayo buruan daftarkan diri kamu sekarang juga. Kesempatan sangat terbuka luas untuk kamu, Guys :)
Untuk informasi selengkapnya, kunjungi laman (www.beasiswadataprint.com) ..

Kunjungi juga situs www.dataprint.co.id ..
Kamu akan memperoleh informasi mengenai event-event data print terdahulu dan kalian juga dapat melihat produk Data Print, yang dapat kalian jadikan sebagai sahabat Printer anda :)

Semoga kalian beruntung :)


Senin, 15 Juli 2013

'Just Back to the Start'

Diposting oleh indah purnama di 09.41 0 komentar
langsung aja ..
mungkin aku yang terburu-buru .. mungkin aku yang salah mengartikan ..
haha 'salah mengartikan ?'
yaTuhan .. berarti ini sudah salah dari awal ..
tadinya aku berpikir, ini takkan lagi . iya sungguh ..
tapi, sosok mu hadir lagi di lembaran baru yang seharusnya tidak akan ada lagi tertulis namamu disana .
jahat ? tidak !
awalnya aku biasa, tapi seakan sosok mu kembali menarikku ke duniamu .
yah aku yang salah. dengan gampangnya aku meng'iya'kan semua kalimat mu.
sampai pada akhirnya, kau tak lagi, tak lagi ada untuk menyapaku.
hanya sekedar menyapa ku saja tidak.
apa aku yang harus memulai ? apa kau menungguku untuk memulai semuanya ?
sudalaah .. seharusnya aku tak pantas memikirkan ini.
aku siapa ? dan kamu siapa ?
aku hanya sebagai seorang wanita yang mengagumi sosokmu :)
yaa .. mungkin hanya aku .
Tuhan itu maha Adil .. maha Segalanya, tanpa aku berceritapun, Dia sudah tau ..
mungkin cuma tangan Tuhan yang bisa mengembalikan keadaan ini seperti semula :)
aku tak ingin seperti ini .
'just back to the Start'
anggap saja 'satu minggu' yang aku rasa begitu lama itu, kita anggap tidak ada :)
ya tidak ada .
anggap saja itu hanya iklan yang hanya numpang mampir, dan yaa memberi kesan yang baik :)
just it ..
mungkin itu lebih baik, baik untukmu juga aku :)

bermain dengan hati'nya' ? -rain-

Diposting oleh indah purnama di 09.11 0 komentar
tau lagi nya rain yang -bermain dengan hatiku- ? :')
sedih banget yaa :"
segampang itukah ?
jahat banget sihh :"
ini hati loh yg dimainin, kalo bola basket mah iya gapapah.
seandainya posisi kedua nya di balik ?
aku yakin, si pemberi harapan itu bakal bunuh diri haha
udah biasa ninggalin, tp ga siap kalo dilakuin serupa.
itu namanya Pecundang ! iya Pecundang ..
bisa lebih buruk ? mungkin :)

Kamis, 27 Juni 2013

manusia !

Diposting oleh indah purnama di 00.03 0 komentar
okee saya indah purnama mahasiswa mipa unsri jurusan biologi. sekarang semester empat tapi mau beranjak ke semseter lima .

'terkadang' disaat semua ada, tanpa sadar kita tidak mensyukurinya. disaat salah satu saja yang hilang, disitulah watak manusia muncul. ya mengeluh !

Rabu, 26 Juni 2013

Penentuan Aktivitas Enzim Amilase

Diposting oleh indah purnama di 23.43 1 komentar


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Metabolisme adalah suatu reaksi kimia yang berlangsung dalam tubuh makhluk hidup (reaksi biokimia). Pengertian ini mencakup dua hal yaitu katabolisme dan anabolisme. Untuk berlangsungnya dua reaksi tersebut diperlukan suatu aktivator yaitu enzim.
      Enzim adalah biomolekul berupa protein berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa ikut bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik. Molekul awal yaitu substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu kondisi atau zat, yang disebut promoter. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai promoter.
      Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk menghasilkan senyawa intermediat melalui suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih tinggi dan membutuhkan waktu lebih lama. Meskipun senyawa katalis dapat berubah pada reaksi awal, pada reaksi akhir molekul katalis akan kembali ke bentuk semula. Enzim tersusun atas gugus protein dan gugus nonprotein (Aisyah, 1993).
1.2  Rumusan Masalah
Bagaimana menentukan aktivitas enzim amilase ?
1.3  Tujuan Percobaan
Mahasiswa mampu menentukan aktivitas enzim amilase.
1.4  Manfaat Percobaan
Untuk memberikan informasi dan gambaran tentang aktivitas enzim pada saat mengkatalisis rekasi tertentu.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

             Enzim merupakan suatu protein yang disintesis oleh sel hidup yang berfungsi mengkatalis jenis reaksi kimia tertentu yang terjadi di dalam dan di luar sel yang menghasilkannya. Berdasarkan hal itu maka enzim juga dapat dinamakan sebagai biokatalisator. Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat yang bereaksi dan dengan demikian mempercepat proses reaksi. Percepatan terjadi karena enzim menurunkan energi pengaktifan yang dengan sendirinya akan mempermudah terjadinya reaksi. Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim α-amilase hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati menjadi glukosa.
            Hal-hal yang berkaitan dengan enzim dipelajari dalam enzimologi. Dalam dunia pendidikan tinggi, enzimologi tidak dipelajari tersendiri sebagai satu jurusan tersendiri tetapi sejumlah program studi memberikan mata kuliah ini. Enzimologi terutama dipelajari dalam kedokteran, ilmu pangan, teknologi pengolahan pangan, dan cabang-cabang ilmu pertanian.
            Secara kimia, enzim yang lengkap (holoenzim) tersusun atas dua bagian, yaitu bagian protein dan bagian yang bukan protein. Bagian protein disebut apoenzim, bersifat labil (mudah berubah), misalnya terpengaruh oleh suhu dan keasaman. Bagian yang bukan protein disebut gugus prostetik (aktif), terdiri atas kofaktor atau koenzim. Kofaktor berasal dari molekul anorganik, yaitu logam, misalnya besi, tembaga, dan seng. Sedangkan koenzim merupakan gugus prostetik terdiri atas senyawa organik kompleks, misalnya NADH, FADH, koenzim A, dan vitamin B (Lehninger, 1993).
            Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan aktivitas enzim, sedangkan aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas enzim.
            Enzim adalah suatu katalisator protein yang mempercepat reaksi kimia dalam makhluk hidup atau dalam sistem biologis. Pada dasarnya adalah untuk menurunkan keperluan energi aktivasi yang digunakan untuk reaksi kimia. Protein enzim disebut dengan Apoenzim, mempunyai struktur 3 dimensi dan bagian yang bukan protein disebut Koenzim. Diperkirakan ada 3000 macam enzim dalam sel. Dalam mengkatalisis protein, enzim bersifat sangat spesifik, sehingga meskipun jumlah enzim ribuan di dalam sel dan substrat pun sangat banyak, tidak akan terjadi kekeliruan. Seperti protein pada umumnya, enzim dapat mengalami denaturasi oleh berbagai faktor, seperti perubahan pH yang mencolok, temperatur, pelarut organik, urea dan dapat dihambat oleh racun enzim (Poedjiadi, 1994).

            Oleh karena enzim adalah suatu protein, maka kemampuan mengkatalisis suatu reaksi sangat erat hubungannya dengan struktur tersier dan kwartener dari molekul potein tersebut. Oleh karena itu faktor lingkungan sangat mempengaruhi aktivitas enzim. Kunci dari faktor lingkungan adalah terletak pada pH dan suhu. Enzim merupakan senyawa makromolekul yang spesifik yang mempercepat reaksi biologis. Tidak seluruh permukaan enzim aktif, dan bagian yang aktif relatif kecil. Bagian aktif enzim adalah bagian enzim yang dapat mengikat substrat dan gugus prostetik bila ada.
            Enzim adalah suatu protein yang dapat rusak oleh panas disebut denaturasi. Kebanyakan enzim rusak pada suhu di atas 50°C. Reaksi kimia akan meningkat dua kali lipat dengan kenaikan suhu sebesar 10oC. Kenaikan suhu di atas suhu 50°C tidak dapat meningkatkan reaksi yang dikatalisir oleh enzim, tetapi justru menurunkan atau menghentikan reaksi tersebut. Hal ini disebabkan enzimnya rusak sehingga enzim tersebut tidak dapat bekerja. Demikian juga apabila kita memesan enzim-enzim dari perjalanan, dan enzim tersebut disimpan dalam lemari es. Suhu rendah tidak merusak enzim tetapi hanya menonaktifkannya saja.
            Enzim mempunyai kemampuan untuk membantu terjadinya reaksi yang umumnya berlangsung lambat pada temperatur normal organisme, tetapi kemudian reaksi akan meningkat pesat dengan kehadiran enzim. Enzim tediri dari molekul-molekul protein, oleh karena itu enzim memiliki sifat-sifat umum protein. Enzim hampir sebagian besar larut dalam air dan dapat dihidrolisis menjadi asam-asam amino. Enzim akan mudah terdenaturasi dengan adanya perubahan temperatur yang ekstrim.
            Konsentrasi enzim juga mempengaruhi kecepatan reaksi. Semakin besar konsentrasi enzim semakin cepat pula reaksi yang berlangsung. Dengan kata lain, konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi. Sisi aktif suatu enzim dapat digunakan berulang kali oleh banyak substrat. Substrat yang berikatan dengan sisi aktif enzim akan membentuk produk. Pelepasan produk menyebabkan sisi aktif enzim bebas untuk berikatan dengan substrat lainnya. Oleh karenanya dibutuhkan sejumlah kecil enzim untuk mengkatalis sejumlah besar substrat.
            Bila jumlah enzim dalam keadaan tetap, kecepatan reaksi akan meningkat dengan adanya peningkatan konsentrasi substrat. Namun, pada saat sisi aktif semua enzim bekerja,penambahan substrat tidak dapat meningkatkan kecepatan reaksi enzim lebih lanjut. Kondisi ini disebut konsentrasi substrat pada titik jenuh atau disebut dengan kecepatan reaksi telah mencapai maksimum (V max).
            Enzim umumnya merupakan protein globular dan ukurannya berkisar dari hanya 62 asam amino, sampai dengan lebih dari 2.500 residu pada asam lemak sintase. Kerja enzim juga sangat dipengaruhi oleh zat inhibitor, yaitu bahan yang menghambat kerja enzim. Ada 2 jenis inhibitor, yaitu inhibitor kompetitif dan inhibitor non kompetitif. Inhibitor kompetitif bekerja dengan cara berikatan pada tempat aktif enzim. Akibatnya substrat yang tidak bisa berikatan dengan enzim. Sedangkan inhibitor non kompetitif tidak berikatan dengan tempat aktif, tetapi menyebabkan perubahan pada tempat aktif. Ini pun berakibat substrat tidak bisa berikatan dengan enzim (Winarno, 1997).
            Kebanyakan enzim berukuran lebih besar daripada substratnya, tetapi hanya sebagian kecil asam amino enzim (sekitar 3–4 asam amino) yang secara langsung terlibat dalam katalisis. Daerah yang mengandung residu katalitik yang akan mengikat substrat dan kemudian menjalani reaksi ini dikenal sebagai tapak aktif. Enzim juga dapat mengandung tapak yang mengikat kofaktor yang diperlukan untuk katalisis. Beberapa enzim juga memiliki tapak ikat untuk molekul kecil, yang sering kali merupakan produk langsung ataupun tak langsung dari reaksi yang dikatalisasi. Pengikatan ini dapat meningkatkan ataupun menurunkan aktivitas enzim. Dengan demikian ia berfungsi sebagai regulasi umpan balik.
            Sama seperti protein-protein lainnya, enzim merupakan rantai asam amino yang melipat. Tiap-tiap urutan asam amino menghasilkan struktur pelipatan dan sifat-sifat kimiawi yang khas. Rantai protein tunggal kadang-kadang dapat berkumpul bersama dan membentuk kompleks protein. Kebanyakan enzim dapat mengalami denaturasi (yakni terbuka dari lipatannya dan menjadi tidak aktif) oleh pemanasan ataupun denaturan kimiawi.
            Enzim memiliki sifat sebagai berikut yaitu kerja enzim bersifat spesifik atau khusus, artinya bahwa satu enzim hanya dapat bekerja pada satu substrat, enzim bekerja pada suhu tertentu, enzim berkerja pada derajat keasaman (pH) tertentu, kerja enzim dapat bolak-balik, artinya selain dapat memecah substrat juga dapat membentuk substrat dari penyusunnya.
            Enzim bekerja berdasarkan prinsip kunci dan anak kunci (lock and key). Pada salah satu sisi enzim terdapat tempat aktif yang memiliki bentuk yang dapat berpasangan tepat sama dengan bentuk permukaan substrat. Akibatnya satu enzim hanya dapat digunakan untuk satu jenis substrat. Contoh enzim yang sering digunakan sebagai materi praktikum adalah enzim katalase. Enzim ini banyak terdapat pada organel peroksisom dan berfungsi memecah peroksida (H2O2) yang bersifat toksik menjadi H2O dan O2 (Khopkar, 1999).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
            Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 05 November 2012 pada pukul 13.30-17.00 WIB, yang bertempat di Laboratorium Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Jurusan Kimia, Universitas Sriwijaya, Inderalaya.
3.2  Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, preparat kaca, batang pengaduk, bunsen, stopwatch dan pipet tetes. Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah amilum kentang, larutan JKJ, air, saliva 4 ml dan tissue.
3.3 Cara Kerja
Disiapkan saliva ke dalam 2 buah tabung rekasi masing-masing sebanyak 2 ml. Dipanaskan tabung II pada bunsen sebelum dimasukkan saliva 2 ml dan tabung I didiamkan pada suhu kamar. Pada kedua tabung, dimasukkan 2 ml larutan pati atau starch kentang Solanum tuberosum, kemudian dihomogenkan. Tabung II dipanaskan menggunakan bunsen hingga mendidih dan tabung I didiamkan pada suhu kamar. Diteteskan masing-masing larutan camapuran anatara saliva dan larutan pati tersebut ke kaca preparat masing-masing sebanyak 3 tetes, kemudian meneteskan larutan JKJ/I2KI sebanyak 3 tetes kemudian mengaduk campuran tersebut. Diamati perubahan warna yang terjadi, dimana melakukan perhitungan waktu menggunakan stopwatch pada 2 menit pertama, 2 menit kedua dan seterusnya hingga 10 menit.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan

Perubahan warna pada per menitnya
2
4
6
8
10
Tabung 1
(suhu ruang)
Biru kehitaman
Biru tua
Biru muda
Biru hampir bening
bening
Tabung 2
(Pemanasan)
Coklat muda
Coklat tua
Coklat tua
Coklat tua
Coklat tua nya memudar

4.2 Pembahasan
Analisis kimia pada dasarnya terbagi menjadi dua pekerjaan utama yang dikenal dengan analisis secara kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif adalah pekerjaan yang bertujuan untuk mengetahui senyawa-senyawa yang terkandung dalam sampel uji. Contohnya pengamatan perubahan warna larutan sampel pada tabung reaksi. Analisis kuantitatif adalah pekerjaan yang bertujuan untuk mengetahui kadar suatu senyawa dalam sampel. Contohnya perhitungan konsentrasi. Pada percobaan ini kita menggunakan analisa kualitatif yaitu dengan mengamati perubahan warna per menitnya secara kontinu menggunakan panca indera mata.
Biokatalisator adalah senyawa yang mempercepat reaksi metabolisme tanpa mengalami perubahan struktur kimia. Peranannya adalah dengan cara menurunkan energi aktivasi. Energi aktivasi adalah energi terkecil yang dapat menyebabkan berjalannya suatu reaksi, sehingga dengan adanya enzim, proses pembakaran yang dapat terjadi apabila suhu substrat di atas 100o C dapat berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup hanya dengan suhu lingkungan yang tidak membahayakan.
Gugus prostetik dibedakan menjadi koenzim dan kofaktor. Koenzim berupa gugus organik yang pada umumnya merupakan vitamin, seperti vitamin B1dan vitamin B2. Kofaktor berupa gugus anorganik yang biasanya berupa ion-ion logam, seperti Cu2+, Mg2+, dan Fe2+. Beberapa jenis vitamin seperti kelompok vitamin B merupakan koenzim.
Pemanasan amilase dimaksudkan untuk menaikkan suhu enzim, dan digunakan sebagai sampel perbandingan dengan sampel amilase yang disimpan pada suhu kamar. Hal yang diamati adalah aktivitas enzim amilase dalam pemecahan larutan pati per manitnya. Larutan lugol berfungsi untuk menunjukkan kandungan bahan makanan jenis amilum (tepung).
Reaksi kimia itu dapat dipengaruhi suhu maka reaksi menggunakan katalis enzim dapat dipengaruhi oleh suhu. Di samping itu, karena enzim adalah suatu protein maka kenaikan suhu dapat menyebabkan denaturasi dan bagian aktif enzim akan terganggu sehingga konsentrasi dan kecepatan enzim berkurang. Untuk melihat pengaruh enzim amilase terhadap larutan pati, dalam percobaan ini digunakan enzim amilase yang terdapat pada saliva. Larutan pati yang berperan sebagai substrat yang akan direaksikan oleh enzim amilase. Dalam reaksi yang terjadi, enzim amilase berperan aktif sebagai katalis yang akan mempercepat laju reaksi penguraian larutan pati (amilum) menjadi amilosa dan amilopektin. Larutan  iodium berperan sebagai indikator warna untuk menandai aktivitas enzim amilase pada larutan pati.
Dalam percobaan ini digunakan 2 buah tabung yang masing-masing diberikan perlakuan yang berbeda. Tabung I dibiarkan tetap dengan suhu kamar dan tabung II dipanaskan hingga mendidih.  Dengan demikian kita dapat melihat pengaruh suhu terhadap kerja enzim amilase dalam memecah amilum karena  pada tabung yang dipanaskan, tidak terjadi perubahan warna sedangkan yang tetap pada suhu kamar mengalami perubahan dari warna biru kehitaman menjadi bening.
Pada tabung I, setelah 2 menit pertama setelah penambahan iodium warna larutan biru tua, setelah 4 menit larutan berubah warna menjadi biru, pada menit ke-6 larutan menjadi berwarna biru bening. Pada menit ke-8 larutan terus berubah warna  menjadi  hampir bening,  akhirnya pada menit ke-10 larutan menjadi bening karena enzim amilase dapat bekerja dengan baik sehingga amilum yang terdapat dalam sari kentang dapat dipecah. Sedangkan pada tabung II setelah penambahan larutan iodium, mulai dari menit ke-2 sampai menit terakhir, yaitu menit ke 10 larutan tidak mengalami perubahan warna atau dalam hal ini tetap berwarna  coklat tua, karena enzim amilase yang telah dipanaskan tidak dapat lagi menguraikan amilum.


BAB V
KESIMPULAN

            Berdasarkan praktikum yang kami lakukan, dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :
1.    Pada suhu kamar, enzim amilase bekerja dengan sangat baik dalam mengurai amilum.
2.    Enzim amilase  tidak dapat bekerja dengan baik dalam memecah amilum  jika suhunya dinaikkan.
3.    Suhu sangat mempengaruhi kerja enzim amylase, bahkan bisa sampai terdenaturasi.
4.    Salah satu enzim yang penting dalam sistem pencernaan manusia adalah enzim amilase, enzim ini terdapat dalam saliva atau air liur manusia.
5.    Kofaktor dan koenzim berfungsi sebagai senyawa pembantu aktivitas enzim.

Analisa Asam Lemak Bebas (FFA)

Diposting oleh indah purnama di 23.40 2 komentar


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dalam banyak literatur ilmiah dipakai istilah lipid yang berarti lemak, minyak atau unsur yang menyerupai lemak yang didapat dalam pangan dan digunakan dalam tubuh. Lemak mengandung lebih banyak karbon dan lebih sedikit oksigen daripada karbohidrat. Oleh karena itu lebih banyak mempunyai nilai tenaga. Lemak merupakan suatu senyawa ester yang terbentuk dari gliserol asam lemak (asam karboksilat). secara umum lemak (fat) dan minyak (oil) merupakan golongan lipida yaitu senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar seperti suatu hidrokarbon atau dietileter.
Lemak dan minyak merupakan salah satu kelompok yang termasuk golongan lipid. Satu sifat yang khas mencirikan golongan lipid (termasuk minyak dan lemak) adalah daya larutnya dalam pelarut organik (misalnya eter, benzen, kloroform) atau sebaliknya ketidak-larutannya dalam pelarut air. Lemak dan minyak atau secara kimiawi adalah trigliserida merupakan bagian terbesar dari kelompok lipid. Secara umum, lemak diartikan sebagai trigliserida yang dalam kondisi suhu ruang berada dalam keadaan padat. Sedangkan minyak adalah trigliserida yang dalam suhu ruang berbentuk cair. Secara lebih pasti tidak ada batasan yang jelas untuk membedakan minyak dan lemak ini. Asam lemak dapat bereaksi dengan basa, membentuk garam (Harper, 1980).
1.2  Rumusan Masalah
Bagaimana menganalisa kadar asam lemak bebas pada suatu sampel ?
1.3  Tujuan Percobaan
Dari percobaan ini diharapkan mahasiswa mampu menganalisa kadar asam lemak bebas (FFA) dalam suatu sampel.
1.4  Manfaat Percobaan
Untuk memberikan informasi dan gambaran tentang persentase kandungan asam lemak bebas yang terdapat pada bahan makanan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Suatu asam lemak merupakan suatu rantai hodrokarbon dengan suatu gugusan karboksil terminal, telah diidentifikasi lebih dari 70 asam lemak yang tersedia di alam. Walaupun asam lemak berantai pendek, contohnya, asam lemak berantai empat atau enam adalah lazim ditemukan, namun triasilgliserol utama ditemukan pada tumbuh-tumbuhan memiliki asam lemak dengan jumlah atom karbon genap, dengan panjang 14 hingga 22 karbon. Asam lemak jenuh tidak mengandung ikatan ganda C=C dalam strukturnya, sementara asam lemak tidak jenuh memiliki satu atau lebih ikatan ganda, yang kadang-kadang berada dalam konfigurasi geometris cis. Asam lemak tidak jenuh paling melimpah memiliki satu atau dua ikatan ganda (masing-masing, asam lemak monoenoat dan dienoat). Namun, asam lemak olefinik dengan tiga (trienoat) dan empat (tetraenoat) ikatan ganda juga ditemukan secara alamiah.
Molekul asam lemak memiliki daerah hidrofobik dan daerah hidrofilik sekaligus. Dua sifat yang saling bertolak belakang dalam satu molekul inilah yang umumnya mendasari berbagai fungsi biologis lipid. Ekor hidrokarbon asam lemak cenderung saling berkumpul sedemikian rupa sehingga hanya sedikit saja berhubungan dengan air. Sebaliknya, gugus karboksilnya, karena bersifat polar, cenderung untuk berhubungan dengan lingkungan sekitar yang terutama terdiri atas air. Asam lemak bebas merupakan hasil degradasi dari trigliserida, sebagai akibat dari kerusakan minyak (Agoes, 2008).
Asam lemak adalah asam lemah. Apabila larut dalam air molekul asam lemak akan terionisasi sebagian dan melepaskan ion H+. Dalam hal ini pH larutan tergantung pada konstanta keasaman dan derajat ionisasi masing-masing asam lemak. Rumus pH untuk asam lemah pada umumnya telah dikemukakan oleh Henderson-Hasselbach. Asam lemak dapat bereaksi dengan basa, membentuk garam.
Garam natrium atau kalium yang dihasilkan oleh asam lemak dapat larut dalam air dan dikenal sebagai sabun. Sabun kalium disebut sabun lunak dan digunakan untuk sabun bayi. Asam lemak yang digunakan pada sabun pada umumnya adalah asam palmitat atau stearat. Minyak adalah ester asam lemak tidak jenuh dengan gliserol. Melalui proses hidrogenasi dengan bantuan katalis Pt atau Ni, asam lemak tidak jenuh diubah menjadi asam lemak jenuh, dan melalui proses penyabunan dengan basa NaOH atau KOH akan terbentuk sabun dan gliserol.
Asam lemak bebas ditentukan sebagai kandungan asam lemak yang terdapat paling banyak dalam minyak tertentu. Lipida terdiri dari asam-asam lemak dan alkohol. FFA sesuai dengan namanya adalah "free fatty acids" atau "asam lemak bebas" yaitu nilai yang menunjukkan jumlah asam lemak bebas yang ada di dalam lemak atau jumlah yang menunjukkan berapa banyak asam lemak bebas yang terdapat dalam lemak setelah lemak tersebut dihidrolisa. Tujuan analisa angka asam atau bilangan saponifikasi adalah sebagai indikasi untuk mengetahui seberapa besar Mr lemak yang dianalisa. FFA adalah bagian dari angka asam untuk mengetahui tingkat kerusakan minyak, semakin tinggi FFA, semakin tinggi tingkat kerusakan minyak. Sebagai faktor koreksi pada titrasi, sehingga dapat mengetahui volume titran yang benar-benar bereaksi dengan titran yang diinginkan. Asam lemak bebas merupakan hasil degradasi dari trigliserida, sebagai akibat dari kerusakan minyak (Armstrong, 1995).
Lipid merupakan senyawa yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari gugus nonpolar. Sebagai akibat sifat-sifatnya, mereka mudah larut dalam pelarut nonpolar dan relatif tidak larut dalam air. Ekstraksi yang dilakukan menggunakan metoda sokletasi, yakni sejenis ekstraksi dengan pelarut organik yang dilakukan secara berulang ulang dan menjaga jumlah pelarut relatif konstan dengan menggunakan alat soklet. Minyak nabati merupakan suatu senyawa trigliserida dengan rantai karbon jenuh maupun tidak jenuh. Minyak nabati umumnya larut dalam pelarut organik, seperti heksan dan benzen. Untuk mendapatkan minyak nabati dari bahagian tumbuhannya, dapat dilakukan dengan metoda sokletasi menggunakan pelarut yang sesuai.
Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan, sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontunyu akan membasahi sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali kedalam labu dengan membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang diuapkan dengan rotary evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran organik berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat padat, maka dapat diekstrak dengan menggunakan pelarut yang diinginkan.
Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan secara berurutan pelarut-pelarut organik dengan kepolaran yang semakin menigkat.  Dimulai dengan pelarut heksana, eter, petroleum eter, atau kloroform untuk memisahkan senyawa-senyawa trepenoid dan lipid-lipid, kemudian dilanjutkan dengan alkohol dan etil asetat untuk memisahkan senyawa-senyawa yang lebih polar.  Walaupun demikian, cara ini seringkali tidak menghasilkan pemisahan yang sempurna dari senyawa-senyawa yang diekstraksi.
Lemak dan minyak yang umum digunakan dalam pembuatan sabun adalah trigliserida dengan tiga buah asam lemak yang tidak beraturan diesterifikasi dengan gliserol. Masing-masing lemak mengandung sejumlah molekul asam lemak dengan rantai karbon panjang antara C12 (asam laurik) hingga C18 (asam stearat) pada lemak jenuh dan begitu juga dengan lemak tak jenuh. Campuran trigliserida diolah menjadi sabun melalui proses saponifikasi dengan larutan natrium hidroksida membebaskan gliserol.
Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak memenuhi fungsi dasar bagi manusia, yaitu menjadi cadangan energi dalam bentuk sel lemak. 1 gram lemak menghasilkan 39.06 kjoule atau 9,3 kcal, lemak mempunyai fungsi selular dan komponen struktural pada membran sel yang berkaitan dengan karbohidrat dan protein demi menjalankan aliran air, ion dan molekul lain, keluar dan masuk ke dalam sel, menopang fungsi senyawa organik sebagai penghantar sinyal, seperti pada prostaglandin dan steroid hormon dan kelenjar empedu, menjadi suspensi bagi vitamin A, D, E dan K yang berguna untuk proses biologis, berfungsi sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan melindungi tubuh dari suhu luar yang kurang bersahabat (Gilvery and Goldstein, 1996).
Satu molekul gliserol dapat bersenyawa dengan 1-3 molekul asam lemak memebentuk monogliserida dengan 1 asam lemak, digliserida dengan 2 asam lemak, trigliserida dengan 3 asam lemak. Salah satu jenis lipid adalah lemak yang terdiri dari asam-asam lemak. Dalam proses pembentukannya, trigliseridamerupakan hasil proses kondensasi satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam-asam lemak yang membentuk satu molekul trigliserida dan tiga molekul air.
Perbedaan antara lemak dan minyak antara lain, yaitu pada temperatur kamar lemak berwujud padat sedangkan minyak berwujud cair, gliserida pada hewan berupa lemak (lemak hewani) dan gliserida pada tumbuhan berupa minyak (minyak nabati). Komponen minyak terdiri dari gliserrida yang memiliki asam lemak tak jenuh lebih banyak sedangkan komponen lemak memiliki asam lemak jenuh yang lebih banyak.
Lipid atau lipida yang biasa dikenal dengan minyak atau lemak adalah salah satu golongan senyawa hidrokarbon alifatik non polar dan hidrofob. Kata lipid sering disamakan dengan lemak, tetapi sebenarnya lemak adalah bagian dari lipid yaitu merupakan golongan trigliserida. Lipid biasanya diklasifikasikan berdasarkan jenis dan jumlah atom C yang dikandungnya, tetapi dapat juga diklasifikasikan dengan kriteria lain atau terikatnya senyawa lain misalnya lipid yang mengikat gugus pospor disebut phospilipid. Salah satu jenis lipid adalah lemak yang terdiri dari asam-asam lemak. Asam lemak adalah salah satu bahan baku untuk semua lipid pada makhluk hidup.
Bilangan asam menunjukkan banyaknya asam lemak bebas dalam minyak dan dinyatakan dengan mg basa per 1 gram minyak. Bilangan asam juga merupakan parameter penting dalam penentuan kualitas minyak. Bilangan ini menunjukkan banyaknya asam lemak bebas yang ada dalam minyak akibat terjadi reaksi hidrolisis pada minyak terutama pada saat pengolahan. Asam lemak merupakan struktur kerangka dasar untuk kebanyakan bahan lipid          (Sudarmadji, 1989).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
            Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 29 Oktober 2012 pada pukul 13.30-17.00 WIB, yang bertempat di Laboratorium Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Jurusan Kimia, Universitas Sriwijaya, Inderalaya.
3.2  Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah erlenmeyer, gelas ukur dan buret. Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah sampel minyak atau lemak, alcohol netral, NaOH 0,1 N dan indikator phenolphthalein (PP).
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Standarisasi NaOH 0,1 N
Ditimbang ± 0,1 gr asam oksalat (BM 126) kemudian dimasukkan kedalam Erlenmeyer 250 ml. Kemudian ditambahkan 25 ml aquades, setelah larut ditambahkan 2-3 tetes indikator PP. Lalu dititrasi dengan larutan NaOH yang akan distandarisasi sampai terbentuk warna merah jambu.
       3.3.2 Analisa Lemak Bebas (FFA)
        Ditimbang sebanyak 28,2 (± 0,2) contoh dalam Erlenmeyer. Lalu ditambahkan 50 ml alkohol netral yang panas dan 2 ml indikator PP. Selanjutnya dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 yang telah distandarisasi sampai warna merah jambu tercapai dan tidak hilang selama 30 detik. Kemudian persen asam lemak bebas dinyatakan sebagai oleat pada kebanyakan minyak dan lemak. Untuk minyak kelapa dan minyak inti kelapa sawit dinyatakan sebagai larutan, sedangkan pada minyak kelapa sawit sebagai palmimat. Asam lemak bebas dinyatakan sebagai % FFA atau sebagai angka asam.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan
W asam oksalat = 0,1 gr
W sampel = 28 gr
V aquades = 25 ml
V alkohol = 50 ml
N NaOH = 0,04 N
% FFA = 0,23 %
4.2 Perhitungan
4.2.1 Standarisasi NaOH
Normalitas NaOH =



4.2.2 Analisa Asam Lemak Bebas (FFA)
% FFA =




4.3 Pembahasan
Titrasi merupakan suatu metode analisa yang digunakan untuk menentukan kadar konsentrasi suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Pada proses titrasi ini digunakan suatu indikator yaitu suatu zat yang ditambahkan sampai seluruh reaksi selesai yang dinyatakan dengan perubahan warna. Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indikator yang perubahan warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indikator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes.
Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat mungkin dengan titik ekuivalen. Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indikator disebut sebagai titik akhir titrasi. Secara stoikiometri, keadaan dimana titrant dan titer tepat habis bereaksi yang biasanya ditandai dengan berubahnya warna indikator disebut sebagai titik ekuivalen.
Titran yang digunakan dalam percobaan ini adalah NaOH dan asam oksalat sebagai titer. Fungsi aquades sebagai pelarut, dan phenolphthalein sebagai indikatornya dengan trayek pH 8,0 – 9,6. Phenolpthalein dalam asam tidak berwarna, sedangkan phenolphthalein dalam basa berwarna merah muda. Indikator digunakan jika senyawa asam lemah memiliki struktur asam dan basa yang berbeda
Asam amino adalah monomer dari protein. Kumpulan asam amino di sebut sebagai protein. Asam amino dibagi menjadi dua jenis yaitu  asam amino essensial dan asam amino non-essensial. Asam amino essensial adalah suatu kerangka molekul penting yang dibutuhkan oleh tubuh, tetapi tubuh tidak dapat memproduksinya sendiri, oleh karena itu harus memasoknya dari luar, seperti dari pasokan makanan. Contohnya Isoleusin, Leusin, Lisin, Metionin, Fenilalanin, Treosin, Valin, dan Triptofan. Asam amino non-essensial adalah asam amino yang bisa diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga memiliki prioritas konsumsi yang lebih rendah dibandingkan dengan asam amino esensial. Contohnya Alanin, Asparagin, Asam Aspartat, Asam Glutamat, Glutamin, dan Prolin.
Lemak yang menjadi makanan bagi manusia dan hewan lain adalah trigliserida, sterol, dan fosfolipid membran yang ada pada hewan dan tumbuhan. Proses metabolisme lipid menyintesis dan mengurangi cadangan lipid dan menghasilkan karakteristik lipid fungsional dan struktural pada jaringan individu.
Lipid terbentuk dari asam lemak dan gliserol, untuk memecah lipid diperlukan enzim lipase. Lipid dalam tubuh disimpan dalam bentuk trigliserida. Lipida dapat berupa padat atau cair tergantung pada komposisi asam lemak penyusunnya.  Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Minyak banyak mengandung asam lemak tak jenuh, berwujud cair pada suhu ruangan, namun dapat berubah menjadi padat jika disimpan pada lemari pendingin. Banyak ditemukan pada bahan nabati seperti minyak sayur (minyak zaitun, minyak bunga matahari, minyak wijen, minyak kedelai, kacang-kacangan) dan alpukat. Sedangkan lemak pada umumnya berbentuk  padat  pada suhu ruang karena banyak mengandung asam lemak jenuh dan berasal dari hewan.
BAB V
KESIMPULAN

            Berdasarkan praktikum yang kami lakukan, dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :
1.    Asam lemak dan gliserol merupakan monomer dari lipid, sedangkan asam amino adalah monomer dari protein.
2.    Semakin banyak ikatan rangkap, maka semakin cair lemak tersebut di dalam suhu kamar.
3.    Lipid dalam tubuh disimpan dalam bentuk trigliserida dan enzim lipase sebagai enzim pemecahnya.
4.    Minyak mengandung asam lemak tak jenuh sehingga berbentuk cair pada suhu kamar.
5.    Lemak mengandung asam lemak jenuh sehingga berbentuk padat pada suhu kamar.




 

catatan mahasiswa .. Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos